Dinda Qoernia

TANPAMU AKU KOSONG SAHABATKU

Pages



PERBEDAAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABE RAWIT DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK PADAT,
ORGANIK CAIR DAN PUPUK BUATAN


OLEH
DINDA QOERNIA JELITA
KELAS X 3
SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
2012

HALAMAN PENGEASAHAN
PERBEDAAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABE RAWIT DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK PADAT, ORGANIK CAIR DAN PUPUK BUATAN

Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas- Tugas Pada Mata  Pelajaran Mulok
Di SMAN 1 Teluk Kuantan Tahun Pelajaran 2012/2013




Guru Pembimbing                                                                   Teluk Kuantan, September 2012
                                                                                                            PENULIS

Dra. HENJUSWERSIH                                             DINDA QOERNIA JELITA
NIP. 19650306 199203 2 004                                               KELAS X3

SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
2012

KATA PENGANTAR

            Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat di selesaikan. Makalah ini diberi judul PERBEDAAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABE  RAWIT DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK PADAT, ORGANIK CAIR DAN PUPUK BUATAN “ . Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas-tugas pada mata pelajaran mulok tahun pelajaran 2012/2013.
            Dalam kesempatan ini izinkan Penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kuantan Singingi yang telah member kesempatan kepada Penulis untuk mengikuti Pelajaran Muatan Lokal. Seiring dengan ini pula Saya sampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1.      Kepala SMA Negeri 1 Teluk Kuantan Ibu Ergusneti S.Pd yang telah member kesempatan kepada Saya untuk mengikuti Pelajaran Muatan Lokal tahun pelajaran 2012/2013
2.      Ibu Dra. HenjusWersih yang telah memberikan kesempatan kepada Saya untuk mengikuti prose pembelajaran Mulok
3.      Dan semua rekan – rekan yang telah membantu Saya dalam menyumbangkan buah pikirannya untuk menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya dengan penuh kesadaran bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari susunan bahasanya. Namun harapan Saya hendaklah makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya serta dapat mencapai sasaran yang kita inginkan.
Demikianlah kata pengantar dari Saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk kehidupan sehari – hari
Teluk Kuantan, September 26, 2012

                                                                                                   JUWITA DWI ASRI

BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang

Zaman semakin berkembang dengan pesat, teknologi pun juga semakin berkembang begitu juga dengan ilmu pengetahuan. Ilmu biologi saat ini sedang mengalami perkembangan khususnya di negara Indonesia. Peranan ilmu biologi bagi kehidupan manusia sangat luar biasa bahkan hamper menyangkup berbagai aspek kehidupan. Contohnya dalam bidang pangan, sekarang sudah banyak produk pangan yang menggunakan enzim untuk mengkatalis proses pembuatan produk tersebut, begitu pula di dalam bidang kesehatan. Contoh lain, berkembangnya metode rekayasa genetika dan kultur jaringan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian dan perkebunan dan masih banyak hal lainnya mengenai ilmu biologi. Pengembangan dari aplikasi ilmu biokimia di Indonesia dapat dipastikan semakin lama akan menambah kemajuan teknologi di Indonesia dan negara ini dapat memanfaatkan sumber daya alam dengan ilmu biologi.

Alasan inilah yang melatar belakang saya untuk menyusun dan membuat makalah ini untuk memenuhi tugas – tugas pada mata pelajaran Mulok di SMA Negeri 1 Teluk Kuantan TP. 2012/2013. Juga memberitahukan kepada khalayak ramai tentang tata cara menanam yang baik dan bagai mana langkah – langkah yang tepat untuk menanam cabe juga untuk memberikan informasi kepada masyarakat sekitar pupuk yang cocok untuk tanaman cabe rawit baik itu pupuk organik padat, organic cair dan pupuk buatan. Saya akan mengkaji seluruh tata cara yang benar dalam pemberian pupuk pada tanaman cabe juga tata cara penanaman yang benar. Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pertanian.

B.     Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini “Perbedaan Pertumbuhan Tanaman Cabe Rawit Dengan Pemberian Pupuk Organic Padat, Organic Cair dan Pupuk Buatan, terkait dengan perbedaan pemberian pupuk pada tanaman cabe rawit yang ditanam di sekolah dan pengaruh pemberian pupuk terhadap tanamaan cabe rawit. Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
  1. Bagaimana perbedaan pertumbuhan tanaman cabe yang diberi pupuk organic padat, organic cair dan pupuk buatan?
  2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan tanaman cabe terhadap pemberian pupuk organic padat, organic cair dan pupuk buatan?
C.    Batasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
  1. Pertumbuhan tanaman cabe yang ditanam di dalam polibet.
  2. Pertumbuhan dan hasil tanaman cabe rawit yang telah diberi pupuk.
D.    Hipotesa
Jawabannya ya, ada perbedaan pada setiap pemberian pupuk terhadap pertumbuhan tanaman cabe rawit. Pengaruhnya yaitu bisa terhadap jumlah cabe yang dihasilkan, besar cabe yang dihasilkan, tinggi batang yang dihasilkan dan kesuburan tanaman yang dihasilkan oleh pemberian pupuk organic padat, organic cair dan pupuk buatan.
E.     Tujuan
Dari judul makalah ini Saya mengambil tujuannya yakni untuk mendapatkan nilai pelajaran mulok dari hasil makalah yang saya buat serta untuk  memberitahukan kepada khalayak ramai pupuk mana yang akan membuat tanaman cabe rawit kita menjadi unggul dalam ukuran cabe rawit yang dihasilkan oleh pupuk tersebut juga memberitahukan kepada khalayak ramai tentang tata cara menanam yang baik dan bagai mana langkah -langkah yang tepat untuk menanam cabe juga untuk memberikan informasi kepada masyarakat sekitar pupuk yang cocok untuk tanaman cabe rawit baik itu pupuk organik padat, organic cair dan pupuk buatan.
F.     Manfaat
Tujuan makalah ini dibuat adalah sebagai informasi dari Saya untuk masyarakat ramai tentang tanaman cabe rawit, juga sebagai bahan belajar bagi siswa/I yang ingin belajar tentang tanaman cabe rawit dan pupuk yang memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman cabe rawit itu sendiri. Saya sendiri juga menjadikan makalah ini sebagai bahan belajar Saya untuk melakukan bercocok tanam dan lain sebagainya. Mungkin hanya itu yang menurut saya manfaat dari makalah yang saya buat ini, terima kasih sudah membaca makalah ini.
















BAB II
Tinjauan Teoritis
A.    Biologi Tanaman Cabe Rawit

1.      Morfologi
1.      Batang
Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur yang keras dan berkayu, berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus dan bercabang banyak. Batang utama tumbuh tegak dan kuat. Percabangan terbentuk setelah batang tanaman mencapai ketinggian berkisar antara 30-45 cm. cabang tanaman beruas-ruas, setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas (cabang).
2.      Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun rata (tidak bergerigi/berlekuk) ukuran daun lebih kecil dibandingkan dengan daun tanaman cabai besar. Daun merupakan daun tunggal dengan kedudukan agak mendatar, memiliki tulang daun menyirip dan tangkai tunggal yang melekat pada batang/cabang. Jumlah daun cukup banyak sehingga tanaman tampak rimbun.
3.      Bunga
Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang berbentuk bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun dengan mahkota bunga berwarna putih. Penyerbukan bunga termasuk penyerbukan sendiri (self pollinated crop), namun dapat juga terjadi secara silang, dengan keberhasilan sekitar 56%.
4.      Buah
Buah cabai rawit akan terbentuk stelah terjadi penyerbukan. Buah memiliki keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna dan rasa buah. Buah cabai rawit dapat berbentuk bulat pendek dengan ujung runcing/berbentuk kerucut. Ukuran buah bervariasi, menurut jenisnya cabai rawit yang kecil-kecil memiliki ukuran panjang antara  2-2,5 cm dan lebar 5 mm. sedangkan cabai rawit yang agak besar memiliki ukuran yang mencapai 3,5 cm dan lebar mencapai 12 mm.
Warna buah cabai rawit bervariasi buah muda berwarna hijau/putih sedangkan buah yang telah masak  berwarna merah menyala/merah jingga (merah agak kuning) pada waktu masih muda, rasa buah cabai rawit kurang pedas, tetapi setelah masak menjadi pedas.
5.      Biji
Biji cabai rawit berwarna putih kekuningan-kuningan, berbentuk bulat pipih, tersusun berkelompok (bergerombol) dan saling melekat pada empulur. Ukuran biji cabai rawit lebih kecil dibandingkan dengan biji cabai besar. Biji-biji ini dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman (perkembangbiakan).
6.      Akar
Perakaran cabai rawit terdiri atas akar tunggang yang tumbuh lurus ke pusat bumi dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke samping. Perakaran tanaman tidak dalam sehingga tanaman hanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, porous (mudah menyerap air) dan subur.

2.      Klarifikasi / Sistemarika

Kingdom                : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom           : Tracheobionta (tumbuhan erpembuluh)
Divisi                      : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi                 : Angiospermae (biji berada dalam buah dan berbunga)
Kelas                       : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas               : Asteridae
Ordo (bangsa)         : Corolliforea / Solanales
Famili (suku)           : Solanaceae ( suku terung-terungan )
Genus (marga)        : Capsium
Spesies                    : Capsium frustescens L.


3.      Jenis-Jenis Cabe Rawit
1.      CABE RAWIT CENGEK, cabai jenis ini buahnya agak panjang dan bentuknya langsing. Untuk panjangnya sekitar 4-6 cm dengan diameternya 0,5-1 cm. Ketika masih muda cabai rawit ini berwarna putih dan apabila sudah matang akan berubah menjadi merah kekuning-kuningan. Untuk rasanya sangat pedas.

2.      CABE RAWIT JEMPRIT, untuk buahnya berbentuk kecil dan pendek, memiliki panjang sekitar 1-2 cm dengan diameternya 0,5-1 cm. Warnanya hijau, setelah masak akan menjadi warna merah tua. Biasanya disantap saat buah tersebut masih berwarna hijau, rasanya tidak begitu pedas. Cabai rawit jenis ini sering kita makan dengan gorengan, misal tahu goreng, bakwan goreng dan yang lainnya.

  1. CABE RAWIT CEPLIK, untuk buahnya sedikit lebih pendek dari cabai rawit cengek, namun cabai ini lebih gemuk dengan diameternya 1-1,5 cm. Jika masih muda cabai ini berwarna hijau dan apabila sudah masak menjadi merah. Untuk rasanya jangan ditanya lagi, ini yang paling pedas dan juga menyengat. Cabai jenis ini biasa untuk campuran masakan acar, ikan bumbu kuning dan lainnya.

B.     Budidaya Tanaman Cabe Rawit

1.      Persemaian Polibet Kecil

a.       Persiapan Media Tanam
    Menanam Cabai di Pot dan Polibag relatif sama dengan perbandingan 2:1:1 tanah hitam + pupuk kandang + sekam padi.
2.      Penanaman Polobet Besar
Sebelum dipindahkan sebaiknya bibit disiram terlebih dahulu.
Tahap menanam bibit :
1.         Siapkan pot minimum ukuran 24 atau polibag besar diameter 30 cm.
2.         Jika menggunakan pot, isilah bagian bawah pot dengan potongan styrofoam atau busa untuk drainase media tanam.
3.         Isikan media tanah kedalam pot atau polibag hingga ¾ volume wadah dan padatkan.
4.         Buat lubang tanam di tengah pot atau polibag sedalam 8-10 cm.
5.         Lepaskan bibit serta media perakarannya dari wadah persemaian dengan hati-hati.
6.         Tanam bibit dilubang tanam pot atau polibag . Lalu timbun dengan media tanam hingga 1 cm diatas pangkal batang.
7.         Siram media tanam di pot atau polibag hingga lembab
8.         Letakkan pot atau polibag yang sudah ditanami  bibit cabai di tempat yang terkena sinar matahari langsung
3.   Perawatan
a.       Pemupukan  Cabai dalam Pot atau Polibag

Jenis Pupuk
Dosis
Umur Tanaman Setelah Di Pindah (Bulan)
1
2
3
4
5
6
7
Grow More Hijau
2 g/l air
V
v


V
v
v
Grow More Merah
2 g/l air


v
v
V
v
v
Growtonik
2 cc/l air
V
v


V
v
v
Primatonik
2 cc/l air


v
v
V
v
v
Gandasil D
2 g/l air
V
v


V
v
v
Gandasil B
2 g/l air


v
v
V
v
v
Rosasol D
2 g/l air


v
v
V
v
v
Bayfolan
2 cc/l air
V
v


V
v
v
Supergrow
2 cc/l air
V
v


V
v
v

Petunjuk  :
1.      Untuk pupuk yang digunakan dalam waktu yang sama cukup pilih salah satu.
2.      Pemupukan baru dimulai jika tanaman berumur 2 minggu.
3.      Aplikasikan pupuk dengan cara disiramkan ke media tanam sebagai ganti penyiraman rutin.
4.      Volume penyiraman pupuk 0,5-1.0 liter larutan pupuk per pot atau polibag setiap kali pemupukan.
5.      Setelah pemupukan 1 , pemupukan berikutnya dilakukan 3 hari sekali/minggu.
6.      Alternatif pupuk cabai umur 1-2 bl adalah : Growmore hijau, Growtonik, gandasil D, Rosasol D, bayfolan atau Supergrow.
7.      Tanaman berumur 3-4 bl Pupuk yang digunakan adalah :
Grow More merah
, Primatonik, Gandasil B atau Rosasol B.
8.      Pada umur 5 bl dan seterusnya dapat dipakai semua jenis pupuk tetapi dapat bergantian pupuk 1-2 bl atau 3-4 bl.
9.      Pupuk diatas adalah pupuk daun yg mengandung unsur Nitrogen, Fosfor, Kalium, kalsiummagnesium dan beberapa unsur Mikro.
b.      Pemeliharaan
Pemeliharaan dialukan dgn berbagai cara diantaranya :
Penyiraman  dilakukan rutin , terutama jika media kering.  Jika musim kemarau sebaiknya dilakukan 2 x sehari. Pagi sebelum pukul 10.00 atau sore setelah pukul 16.00.
Pemasangan Ajir berfungsi untuk penyangga tanaman agar tidah roboh. Ajir dapat dibuat dari bilah bambu atau kayu dengan panjang 100-120 cm dan tebal 2-3 cm.
Pewiwilan (Prunning ) Pembuangan tunas air yaitu tunas dibawah ketiak sebaiknya dibuang. Tujuannya memperbaiki sirkulasi udara dan memberi kesempatan bagi perkerkembangan akar agar luas, karena masa pertumbuhan vegetatif. Umur 40-50 hari biasanya cabei masa  generatif. Lakukan pewiwilan sejak umur 20-35 hari dengan cara mematahkan.
Sanitasi Lahan yaitu jika ada rumput liar tumbuh di pot atau polibag segera dicabut . Begitu juga daun cabai atau buah yang gugur segera buang ke tong sampah agar tidak terserang hama penyakit.

c.       Pengendalian Hama Penyakit
Menanam cabe tidak lepas dari yang namanya hama penyakit. Kendalikanlah hama penyakit dengan pestisida berbahan aktif yang rendah terlebih dahulu. Baru jika tidak mampu gunakanlah yang kelas di atasnya. Hal ini penting untuk mencegah resistensi hama penyakit itu sendiri.
Untuk menghindari penyakit lalat buah, kita bisa menggunakan perangkap feromon atau menyemprotkan pestisida yang baunya menyengat sehingga lalat buah tidak suka. Selain itu jika ada buah yang sudah terserang segeralah petik dan musnahkan.
Cara mengatasi penyakit antraknose (pathek) adalah dengan penyemprotan fungisida sistemik dan kontak pada daun dan buah. Penyakit ini asal mulanya berawal dari serangan bercak daun di daun lalu menular di buah. Untuk buah cabe yang sudah terserang tidak bisa disembuhkan, untuk mengatasinya gunakanlah varietas yang tahan dan penyemprotan pestisida secara rutin untuk pencegahan.
Selanjutnya penyakit layu pada cabe. Layu pada tanaman cabe disebabkan oleh dua patogen, yaitu jamur (fusarium) dan bakteri. Ciri-ciri layu fusarium adalah tanaman layu serempak perlahan dari bawah lalu ke daun atas dan akhirnya kering, pada akar bila dicabut tampak kering dan berwarna coklat tidak berbau. Sedangkan layu bakteri biasanya menyerang beberapa bagian tanaman dan layunya perlahan-lahan, akarnya basah dan menimbulkan bau busuk. Untuk mengendalikannya gunakanlah fungisida sistemik MAGENTA untuk layu fusarium dengan cara dikocor pada akar, dan bakterisida AGREP untuk layu bakteri.
C.    Teknik Pembuatan Pupuk Cair
1.      Pupuk organik cair
Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa anaman, kotoran hewan,dan manusia yang kandungan unsure. Kelebihan dari pupuk organic ini adalah mampu mengatasi defisiensi hara secara cepat, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan juga mampu menyediakan hara secara cepat.
Jika dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organic cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan sesering mungkin. Selai itu, pupuk ini juga bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan kepermukaan tanah bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman.
2.      Klafikasi pupuk organic cair
a.       Pupuk kandang air
Seperti halnya pupuk yang padat, pupuk kandang cair juga bisa berasal dari kotoran hewan. Namun, pupuk kandang cair berasal dari urine ternak. Berikut kandungan hara makro yang terdapat dalam beberapa jenis  kotoran padat cair dan ternak.
Tabel 3. Kandungan hara akro kotoran padat dan cair beberapa jenis ternak .
Jenis Ternak
Jenis Pupuk
Kandungan Hara Makro (%)
Nitrogen
Fosfor
Kalium
Kalsium
Kuda
Padat
0,56
0,13
0,23
0,12
Cair
1,24
0,004
1,26
0,32
Kerbau
Padat
0,24
0,08
0,14
0,33
Cair
0,62
-
1,34
-
Domba
Padat
0,65
0,22
0,14
0,33
Cair
1,43
0,01
0,55
0,11
Sapi
Padat
0,33
0,11
0,13
0,26
Cair
0,52
0,01
0,56
0,007
Babi
Padat
0,57
0,17
0,38
0,06
Cair
0,31
0.05
0,81
-

Dari tabel 3 dapat diketahui perbandingan kandungan makro antara kotoran hewan yang berbentukmpsdst atau cair. Pada kotoran padat ternyata kandungan nitrogen dan kaliumnya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah persentasi didalam kotoan cair.
Sebenarnya pupuk kandang cair dapat digunakan bersamaan dengan kotoran padat atau pupuk hijau.
            Pemberian pupuk kandang cair paling baik diberikan pada tanaman yang sedang masa egetativ dan masa perkembangbiakannya. Pasalnya. Tanaman sedang banyak membutuhkan nutrisi pada masa perkembangbiakan. Selain itu, penggunaan pupuk kandang cair mudah hilang menguap dan tercuci air hujan.
b.      Biogas
Gabungan dari fermantasi bahan organik padat dikenal dengan istilah biogas. Bahan baku pembuatannya berasl dari manusia, hewan, dan tumbuhan.  Pada dasarnya penggunaan biogas memiliki keuntungan ganda, yaitu gas metana yang dihasilkan dapat berfungsi sebagai bahan bakar. Selain itu, limbah cair dan limbah padat yang dihasilakan sebagai residu bisa digunakan sebagai pupuk.
Menurut sebuah penelitian, penggunaan limbah biogas secara rutin mampu meningkatkan produksi padi secara berkisainambungan. Lain halnya dengan pupuk kimia sintesis yang dapat mrenurunkan produksi apabila digunakan secar terus manures.
Biologi sendiri sudah bisa dipastikan takaran  pemakaiannya.  berdasarkan perhitungan ekonomi dari pemakaian biogas membuktikan penggunaan 30 kg dapat membantu menghasilkan produksi padi sebanyak 4.4 ton per hectar.
c.       Pupuk cair limbah organik
Pada dasarnya, limbah cair dari bahan organic bisa dimanfaatkan menjadi pupuk. Sama seperti limbah padat organik, limbah cair banyak mengandung unsure hara, khususnya NPK dan bahan organik lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah ini dapat membantu memperbaiki struktur dan kuaitas tanah.
Dari sebuah penelitian dicina menunjukkan penggunaan imbah cair organikmampu meningkatkan produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan bahan organic lainnya.rata-rata hasil tanaman yang menggunakan pupuk limbah cair organic meningkatkan 11% dibandingkan dengan pupuk organik lain, bahkan di cina, penggunaan pupuk kimia sintetik 
Sebelum melakukan penanaman, petani dicina mancampurkan limbah organic cair dengan tanah di areal perrsawaan dengan dosis 23 ton/hectare setiap tiga hari. Sementara itu, penggunaan pupuk kimia hanya sebagai pupuk lanjutan yang menaplikasikannya dicampur dengan pupuk organic dengan perbandingan  1:1. Perbandingan ini mampu memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan hasil nya secara genetika bersifat asli.
d.      Pupuk cair limbah manusia
Pupuk cair dari kotaoran manusia sebenarnya merupakan campuran antara kooran antara kotoran manusia dan cairan yang keluar bersamaan dengan kotoran manusia. Kotoran manusia merupakan komponenutama dari limbah cair organik rumah angga. Kandungan haaranya berbeda-beda tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsinya.
Di Negara asia timur seperti cina,Taiwan,korea,dan jepang, pemanfaatan kotoran manusia sebagai pupuk organik telah lama dikembangkan secaara tradisional. Bahkan di cina, telah ada khusus untuk mengumpulkan kotoran manusia. Untuk memenfaatkan kotoran manusia menjadi pupuk dilakukan dengan tekhnik pengolahan yang sederhana tanpa melalui biogas.
Caranya, kotoran manusia yang akan dibuat kompas dikumpulkan serta dicampur dengan jerami dan sampah organik lainnya. Selain itu, nahan-bahan trsebut ditimbun  beberapa minggu agar terjadi fermentasi. Kommposisi kotoran manusia tersusun atas air (66-80%),senyawa organik (88-97), nitrogen (5-7%),fosfor (3-5,4%),kalsium (4-5%),dan C/N rasio (5-10).
e.       Effective mikroorganisme (EM)
Banyak ahli yang berpendapat bahwa effective microorganism (EM) bukan di golongkan ke dalam pupuk, EM merupakan bahan yang membantu mempercapat proses pembuatan pupuk organik dan meningkatkan kualitasnya. selain itu, EM juga bermanfaat memperbaiki struktur dan tekstur tanah menjada lebih baik, serta menyuplai unsure hara yang dibutuhkan tanaman. Karena itu, penggunaan EM bermanfaat untuk membyuat tanaman menjadi lebih lebih subur, sehat dan relatife tahan terhadap serangan hama penyakit. Berikut beberapa manfaat EM bagi tanaman dan tanah :
1.      Menghambat pertumbukan hama dan penyakit tanaman di dalam tanah.
2.      Membantu meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman.
3.      Membantu penyerapan dan penyeluruh unsur hara dari akar ke daun.
4.      Meningkatkan kualitas bahan organic sebagai pupuk.
5.      Meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetative dan generative tanaman.

Mikroorganisme yang terdapat dalam didalannya secara genetika bersifat asl, bukan rekayasa. Umumnya, EM dapat dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat.
Adapun cara pembuatan EM sebagai berikut :
Bahan
·         2 liter susu sapi atau susu kambing murni
·          Kg terasi 9 (terbuat dari kelapa atau kulit udang atau kepala ikan)
·         1 kg gula pasir
·         1kg bekatul
·         1 buah nanas
·         10 liter air bersih
·         Usus ayam atau usus kambing secukunya

Alat
·         panci
·         kompor
·         belender atau parutan menghaluskan nanas

Cara pembuatan
·         Haluskan buah nanas dengan blender. Setelah itu, campurkan tersi bekatul, gula pasir, dan air bersih di dalam panci. Masak hingga mendidih, lalu dinginkan
·         Tambahkan susu, usus ayam, kambing, atau sapi. Aduk hingga tercampur merata.
·         Tutup rapat-rapat campurkan tersebut selama 12 jam atau satu hari. Bila sudah siap jadi akan menjadi kental atau lengket.
·         Jangan gunakan susu yang telah basi karena kemampuan bakteri di dalamnya sudah berkurang. Nanas bermanfaat untuk menghilangkan bau dari hasil proses bakteri.
·         Ciri-ciri keberhasilan pembuatan EM  apabila muncu gelembung-gelembung di permukaan bahan.

1 Response so far.

  1. terimakasih ya.,.!!

Post a Comment

Friday, August 16, 2013

MAKALAH CABE RAWIT



PERBEDAAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABE RAWIT DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK PADAT,
ORGANIK CAIR DAN PUPUK BUATAN


OLEH
DINDA QOERNIA JELITA
KELAS X 3
SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
2012

HALAMAN PENGEASAHAN
PERBEDAAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABE RAWIT DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK PADAT, ORGANIK CAIR DAN PUPUK BUATAN

Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas- Tugas Pada Mata  Pelajaran Mulok
Di SMAN 1 Teluk Kuantan Tahun Pelajaran 2012/2013




Guru Pembimbing                                                                   Teluk Kuantan, September 2012
                                                                                                            PENULIS

Dra. HENJUSWERSIH                                             DINDA QOERNIA JELITA
NIP. 19650306 199203 2 004                                               KELAS X3

SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
2012

KATA PENGANTAR

            Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat di selesaikan. Makalah ini diberi judul PERBEDAAN PERTUMBUHAN TANAMAN CABE  RAWIT DENGAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK PADAT, ORGANIK CAIR DAN PUPUK BUATAN “ . Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas-tugas pada mata pelajaran mulok tahun pelajaran 2012/2013.
            Dalam kesempatan ini izinkan Penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kuantan Singingi yang telah member kesempatan kepada Penulis untuk mengikuti Pelajaran Muatan Lokal. Seiring dengan ini pula Saya sampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1.      Kepala SMA Negeri 1 Teluk Kuantan Ibu Ergusneti S.Pd yang telah member kesempatan kepada Saya untuk mengikuti Pelajaran Muatan Lokal tahun pelajaran 2012/2013
2.      Ibu Dra. HenjusWersih yang telah memberikan kesempatan kepada Saya untuk mengikuti prose pembelajaran Mulok
3.      Dan semua rekan – rekan yang telah membantu Saya dalam menyumbangkan buah pikirannya untuk menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya dengan penuh kesadaran bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari susunan bahasanya. Namun harapan Saya hendaklah makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya serta dapat mencapai sasaran yang kita inginkan.
Demikianlah kata pengantar dari Saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk kehidupan sehari – hari
Teluk Kuantan, September 26, 2012

                                                                                                   JUWITA DWI ASRI

BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang

Zaman semakin berkembang dengan pesat, teknologi pun juga semakin berkembang begitu juga dengan ilmu pengetahuan. Ilmu biologi saat ini sedang mengalami perkembangan khususnya di negara Indonesia. Peranan ilmu biologi bagi kehidupan manusia sangat luar biasa bahkan hamper menyangkup berbagai aspek kehidupan. Contohnya dalam bidang pangan, sekarang sudah banyak produk pangan yang menggunakan enzim untuk mengkatalis proses pembuatan produk tersebut, begitu pula di dalam bidang kesehatan. Contoh lain, berkembangnya metode rekayasa genetika dan kultur jaringan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian dan perkebunan dan masih banyak hal lainnya mengenai ilmu biologi. Pengembangan dari aplikasi ilmu biokimia di Indonesia dapat dipastikan semakin lama akan menambah kemajuan teknologi di Indonesia dan negara ini dapat memanfaatkan sumber daya alam dengan ilmu biologi.

Alasan inilah yang melatar belakang saya untuk menyusun dan membuat makalah ini untuk memenuhi tugas – tugas pada mata pelajaran Mulok di SMA Negeri 1 Teluk Kuantan TP. 2012/2013. Juga memberitahukan kepada khalayak ramai tentang tata cara menanam yang baik dan bagai mana langkah – langkah yang tepat untuk menanam cabe juga untuk memberikan informasi kepada masyarakat sekitar pupuk yang cocok untuk tanaman cabe rawit baik itu pupuk organik padat, organic cair dan pupuk buatan. Saya akan mengkaji seluruh tata cara yang benar dalam pemberian pupuk pada tanaman cabe juga tata cara penanaman yang benar. Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pertanian.

B.     Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini “Perbedaan Pertumbuhan Tanaman Cabe Rawit Dengan Pemberian Pupuk Organic Padat, Organic Cair dan Pupuk Buatan, terkait dengan perbedaan pemberian pupuk pada tanaman cabe rawit yang ditanam di sekolah dan pengaruh pemberian pupuk terhadap tanamaan cabe rawit. Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
  1. Bagaimana perbedaan pertumbuhan tanaman cabe yang diberi pupuk organic padat, organic cair dan pupuk buatan?
  2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan tanaman cabe terhadap pemberian pupuk organic padat, organic cair dan pupuk buatan?
C.    Batasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
  1. Pertumbuhan tanaman cabe yang ditanam di dalam polibet.
  2. Pertumbuhan dan hasil tanaman cabe rawit yang telah diberi pupuk.
D.    Hipotesa
Jawabannya ya, ada perbedaan pada setiap pemberian pupuk terhadap pertumbuhan tanaman cabe rawit. Pengaruhnya yaitu bisa terhadap jumlah cabe yang dihasilkan, besar cabe yang dihasilkan, tinggi batang yang dihasilkan dan kesuburan tanaman yang dihasilkan oleh pemberian pupuk organic padat, organic cair dan pupuk buatan.
E.     Tujuan
Dari judul makalah ini Saya mengambil tujuannya yakni untuk mendapatkan nilai pelajaran mulok dari hasil makalah yang saya buat serta untuk  memberitahukan kepada khalayak ramai pupuk mana yang akan membuat tanaman cabe rawit kita menjadi unggul dalam ukuran cabe rawit yang dihasilkan oleh pupuk tersebut juga memberitahukan kepada khalayak ramai tentang tata cara menanam yang baik dan bagai mana langkah -langkah yang tepat untuk menanam cabe juga untuk memberikan informasi kepada masyarakat sekitar pupuk yang cocok untuk tanaman cabe rawit baik itu pupuk organik padat, organic cair dan pupuk buatan.
F.     Manfaat
Tujuan makalah ini dibuat adalah sebagai informasi dari Saya untuk masyarakat ramai tentang tanaman cabe rawit, juga sebagai bahan belajar bagi siswa/I yang ingin belajar tentang tanaman cabe rawit dan pupuk yang memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman cabe rawit itu sendiri. Saya sendiri juga menjadikan makalah ini sebagai bahan belajar Saya untuk melakukan bercocok tanam dan lain sebagainya. Mungkin hanya itu yang menurut saya manfaat dari makalah yang saya buat ini, terima kasih sudah membaca makalah ini.
















BAB II
Tinjauan Teoritis
A.    Biologi Tanaman Cabe Rawit

1.      Morfologi
1.      Batang
Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur yang keras dan berkayu, berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus dan bercabang banyak. Batang utama tumbuh tegak dan kuat. Percabangan terbentuk setelah batang tanaman mencapai ketinggian berkisar antara 30-45 cm. cabang tanaman beruas-ruas, setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas (cabang).
2.      Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun rata (tidak bergerigi/berlekuk) ukuran daun lebih kecil dibandingkan dengan daun tanaman cabai besar. Daun merupakan daun tunggal dengan kedudukan agak mendatar, memiliki tulang daun menyirip dan tangkai tunggal yang melekat pada batang/cabang. Jumlah daun cukup banyak sehingga tanaman tampak rimbun.
3.      Bunga
Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang berbentuk bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun dengan mahkota bunga berwarna putih. Penyerbukan bunga termasuk penyerbukan sendiri (self pollinated crop), namun dapat juga terjadi secara silang, dengan keberhasilan sekitar 56%.
4.      Buah
Buah cabai rawit akan terbentuk stelah terjadi penyerbukan. Buah memiliki keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna dan rasa buah. Buah cabai rawit dapat berbentuk bulat pendek dengan ujung runcing/berbentuk kerucut. Ukuran buah bervariasi, menurut jenisnya cabai rawit yang kecil-kecil memiliki ukuran panjang antara  2-2,5 cm dan lebar 5 mm. sedangkan cabai rawit yang agak besar memiliki ukuran yang mencapai 3,5 cm dan lebar mencapai 12 mm.
Warna buah cabai rawit bervariasi buah muda berwarna hijau/putih sedangkan buah yang telah masak  berwarna merah menyala/merah jingga (merah agak kuning) pada waktu masih muda, rasa buah cabai rawit kurang pedas, tetapi setelah masak menjadi pedas.
5.      Biji
Biji cabai rawit berwarna putih kekuningan-kuningan, berbentuk bulat pipih, tersusun berkelompok (bergerombol) dan saling melekat pada empulur. Ukuran biji cabai rawit lebih kecil dibandingkan dengan biji cabai besar. Biji-biji ini dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman (perkembangbiakan).
6.      Akar
Perakaran cabai rawit terdiri atas akar tunggang yang tumbuh lurus ke pusat bumi dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke samping. Perakaran tanaman tidak dalam sehingga tanaman hanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, porous (mudah menyerap air) dan subur.

2.      Klarifikasi / Sistemarika

Kingdom                : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom           : Tracheobionta (tumbuhan erpembuluh)
Divisi                      : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi                 : Angiospermae (biji berada dalam buah dan berbunga)
Kelas                       : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas               : Asteridae
Ordo (bangsa)         : Corolliforea / Solanales
Famili (suku)           : Solanaceae ( suku terung-terungan )
Genus (marga)        : Capsium
Spesies                    : Capsium frustescens L.


3.      Jenis-Jenis Cabe Rawit
1.      CABE RAWIT CENGEK, cabai jenis ini buahnya agak panjang dan bentuknya langsing. Untuk panjangnya sekitar 4-6 cm dengan diameternya 0,5-1 cm. Ketika masih muda cabai rawit ini berwarna putih dan apabila sudah matang akan berubah menjadi merah kekuning-kuningan. Untuk rasanya sangat pedas.

2.      CABE RAWIT JEMPRIT, untuk buahnya berbentuk kecil dan pendek, memiliki panjang sekitar 1-2 cm dengan diameternya 0,5-1 cm. Warnanya hijau, setelah masak akan menjadi warna merah tua. Biasanya disantap saat buah tersebut masih berwarna hijau, rasanya tidak begitu pedas. Cabai rawit jenis ini sering kita makan dengan gorengan, misal tahu goreng, bakwan goreng dan yang lainnya.

  1. CABE RAWIT CEPLIK, untuk buahnya sedikit lebih pendek dari cabai rawit cengek, namun cabai ini lebih gemuk dengan diameternya 1-1,5 cm. Jika masih muda cabai ini berwarna hijau dan apabila sudah masak menjadi merah. Untuk rasanya jangan ditanya lagi, ini yang paling pedas dan juga menyengat. Cabai jenis ini biasa untuk campuran masakan acar, ikan bumbu kuning dan lainnya.

B.     Budidaya Tanaman Cabe Rawit

1.      Persemaian Polibet Kecil

a.       Persiapan Media Tanam
    Menanam Cabai di Pot dan Polibag relatif sama dengan perbandingan 2:1:1 tanah hitam + pupuk kandang + sekam padi.
2.      Penanaman Polobet Besar
Sebelum dipindahkan sebaiknya bibit disiram terlebih dahulu.
Tahap menanam bibit :
1.         Siapkan pot minimum ukuran 24 atau polibag besar diameter 30 cm.
2.         Jika menggunakan pot, isilah bagian bawah pot dengan potongan styrofoam atau busa untuk drainase media tanam.
3.         Isikan media tanah kedalam pot atau polibag hingga ¾ volume wadah dan padatkan.
4.         Buat lubang tanam di tengah pot atau polibag sedalam 8-10 cm.
5.         Lepaskan bibit serta media perakarannya dari wadah persemaian dengan hati-hati.
6.         Tanam bibit dilubang tanam pot atau polibag . Lalu timbun dengan media tanam hingga 1 cm diatas pangkal batang.
7.         Siram media tanam di pot atau polibag hingga lembab
8.         Letakkan pot atau polibag yang sudah ditanami  bibit cabai di tempat yang terkena sinar matahari langsung
3.   Perawatan
a.       Pemupukan  Cabai dalam Pot atau Polibag

Jenis Pupuk
Dosis
Umur Tanaman Setelah Di Pindah (Bulan)
1
2
3
4
5
6
7
Grow More Hijau
2 g/l air
V
v


V
v
v
Grow More Merah
2 g/l air


v
v
V
v
v
Growtonik
2 cc/l air
V
v


V
v
v
Primatonik
2 cc/l air


v
v
V
v
v
Gandasil D
2 g/l air
V
v


V
v
v
Gandasil B
2 g/l air


v
v
V
v
v
Rosasol D
2 g/l air


v
v
V
v
v
Bayfolan
2 cc/l air
V
v


V
v
v
Supergrow
2 cc/l air
V
v


V
v
v

Petunjuk  :
1.      Untuk pupuk yang digunakan dalam waktu yang sama cukup pilih salah satu.
2.      Pemupukan baru dimulai jika tanaman berumur 2 minggu.
3.      Aplikasikan pupuk dengan cara disiramkan ke media tanam sebagai ganti penyiraman rutin.
4.      Volume penyiraman pupuk 0,5-1.0 liter larutan pupuk per pot atau polibag setiap kali pemupukan.
5.      Setelah pemupukan 1 , pemupukan berikutnya dilakukan 3 hari sekali/minggu.
6.      Alternatif pupuk cabai umur 1-2 bl adalah : Growmore hijau, Growtonik, gandasil D, Rosasol D, bayfolan atau Supergrow.
7.      Tanaman berumur 3-4 bl Pupuk yang digunakan adalah :
Grow More merah
, Primatonik, Gandasil B atau Rosasol B.
8.      Pada umur 5 bl dan seterusnya dapat dipakai semua jenis pupuk tetapi dapat bergantian pupuk 1-2 bl atau 3-4 bl.
9.      Pupuk diatas adalah pupuk daun yg mengandung unsur Nitrogen, Fosfor, Kalium, kalsiummagnesium dan beberapa unsur Mikro.
b.      Pemeliharaan
Pemeliharaan dialukan dgn berbagai cara diantaranya :
Penyiraman  dilakukan rutin , terutama jika media kering.  Jika musim kemarau sebaiknya dilakukan 2 x sehari. Pagi sebelum pukul 10.00 atau sore setelah pukul 16.00.
Pemasangan Ajir berfungsi untuk penyangga tanaman agar tidah roboh. Ajir dapat dibuat dari bilah bambu atau kayu dengan panjang 100-120 cm dan tebal 2-3 cm.
Pewiwilan (Prunning ) Pembuangan tunas air yaitu tunas dibawah ketiak sebaiknya dibuang. Tujuannya memperbaiki sirkulasi udara dan memberi kesempatan bagi perkerkembangan akar agar luas, karena masa pertumbuhan vegetatif. Umur 40-50 hari biasanya cabei masa  generatif. Lakukan pewiwilan sejak umur 20-35 hari dengan cara mematahkan.
Sanitasi Lahan yaitu jika ada rumput liar tumbuh di pot atau polibag segera dicabut . Begitu juga daun cabai atau buah yang gugur segera buang ke tong sampah agar tidak terserang hama penyakit.

c.       Pengendalian Hama Penyakit
Menanam cabe tidak lepas dari yang namanya hama penyakit. Kendalikanlah hama penyakit dengan pestisida berbahan aktif yang rendah terlebih dahulu. Baru jika tidak mampu gunakanlah yang kelas di atasnya. Hal ini penting untuk mencegah resistensi hama penyakit itu sendiri.
Untuk menghindari penyakit lalat buah, kita bisa menggunakan perangkap feromon atau menyemprotkan pestisida yang baunya menyengat sehingga lalat buah tidak suka. Selain itu jika ada buah yang sudah terserang segeralah petik dan musnahkan.
Cara mengatasi penyakit antraknose (pathek) adalah dengan penyemprotan fungisida sistemik dan kontak pada daun dan buah. Penyakit ini asal mulanya berawal dari serangan bercak daun di daun lalu menular di buah. Untuk buah cabe yang sudah terserang tidak bisa disembuhkan, untuk mengatasinya gunakanlah varietas yang tahan dan penyemprotan pestisida secara rutin untuk pencegahan.
Selanjutnya penyakit layu pada cabe. Layu pada tanaman cabe disebabkan oleh dua patogen, yaitu jamur (fusarium) dan bakteri. Ciri-ciri layu fusarium adalah tanaman layu serempak perlahan dari bawah lalu ke daun atas dan akhirnya kering, pada akar bila dicabut tampak kering dan berwarna coklat tidak berbau. Sedangkan layu bakteri biasanya menyerang beberapa bagian tanaman dan layunya perlahan-lahan, akarnya basah dan menimbulkan bau busuk. Untuk mengendalikannya gunakanlah fungisida sistemik MAGENTA untuk layu fusarium dengan cara dikocor pada akar, dan bakterisida AGREP untuk layu bakteri.
C.    Teknik Pembuatan Pupuk Cair
1.      Pupuk organik cair
Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa anaman, kotoran hewan,dan manusia yang kandungan unsure. Kelebihan dari pupuk organic ini adalah mampu mengatasi defisiensi hara secara cepat, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan juga mampu menyediakan hara secara cepat.
Jika dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organic cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan sesering mungkin. Selai itu, pupuk ini juga bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan kepermukaan tanah bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman.
2.      Klafikasi pupuk organic cair
a.       Pupuk kandang air
Seperti halnya pupuk yang padat, pupuk kandang cair juga bisa berasal dari kotoran hewan. Namun, pupuk kandang cair berasal dari urine ternak. Berikut kandungan hara makro yang terdapat dalam beberapa jenis  kotoran padat cair dan ternak.
Tabel 3. Kandungan hara akro kotoran padat dan cair beberapa jenis ternak .
Jenis Ternak
Jenis Pupuk
Kandungan Hara Makro (%)
Nitrogen
Fosfor
Kalium
Kalsium
Kuda
Padat
0,56
0,13
0,23
0,12
Cair
1,24
0,004
1,26
0,32
Kerbau
Padat
0,24
0,08
0,14
0,33
Cair
0,62
-
1,34
-
Domba
Padat
0,65
0,22
0,14
0,33
Cair
1,43
0,01
0,55
0,11
Sapi
Padat
0,33
0,11
0,13
0,26
Cair
0,52
0,01
0,56
0,007
Babi
Padat
0,57
0,17
0,38
0,06
Cair
0,31
0.05
0,81
-

Dari tabel 3 dapat diketahui perbandingan kandungan makro antara kotoran hewan yang berbentukmpsdst atau cair. Pada kotoran padat ternyata kandungan nitrogen dan kaliumnya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah persentasi didalam kotoan cair.
Sebenarnya pupuk kandang cair dapat digunakan bersamaan dengan kotoran padat atau pupuk hijau.
            Pemberian pupuk kandang cair paling baik diberikan pada tanaman yang sedang masa egetativ dan masa perkembangbiakannya. Pasalnya. Tanaman sedang banyak membutuhkan nutrisi pada masa perkembangbiakan. Selain itu, penggunaan pupuk kandang cair mudah hilang menguap dan tercuci air hujan.
b.      Biogas
Gabungan dari fermantasi bahan organik padat dikenal dengan istilah biogas. Bahan baku pembuatannya berasl dari manusia, hewan, dan tumbuhan.  Pada dasarnya penggunaan biogas memiliki keuntungan ganda, yaitu gas metana yang dihasilkan dapat berfungsi sebagai bahan bakar. Selain itu, limbah cair dan limbah padat yang dihasilakan sebagai residu bisa digunakan sebagai pupuk.
Menurut sebuah penelitian, penggunaan limbah biogas secara rutin mampu meningkatkan produksi padi secara berkisainambungan. Lain halnya dengan pupuk kimia sintesis yang dapat mrenurunkan produksi apabila digunakan secar terus manures.
Biologi sendiri sudah bisa dipastikan takaran  pemakaiannya.  berdasarkan perhitungan ekonomi dari pemakaian biogas membuktikan penggunaan 30 kg dapat membantu menghasilkan produksi padi sebanyak 4.4 ton per hectar.
c.       Pupuk cair limbah organik
Pada dasarnya, limbah cair dari bahan organic bisa dimanfaatkan menjadi pupuk. Sama seperti limbah padat organik, limbah cair banyak mengandung unsure hara, khususnya NPK dan bahan organik lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah ini dapat membantu memperbaiki struktur dan kuaitas tanah.
Dari sebuah penelitian dicina menunjukkan penggunaan imbah cair organikmampu meningkatkan produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan bahan organic lainnya.rata-rata hasil tanaman yang menggunakan pupuk limbah cair organic meningkatkan 11% dibandingkan dengan pupuk organik lain, bahkan di cina, penggunaan pupuk kimia sintetik 
Sebelum melakukan penanaman, petani dicina mancampurkan limbah organic cair dengan tanah di areal perrsawaan dengan dosis 23 ton/hectare setiap tiga hari. Sementara itu, penggunaan pupuk kimia hanya sebagai pupuk lanjutan yang menaplikasikannya dicampur dengan pupuk organic dengan perbandingan  1:1. Perbandingan ini mampu memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan hasil nya secara genetika bersifat asli.
d.      Pupuk cair limbah manusia
Pupuk cair dari kotaoran manusia sebenarnya merupakan campuran antara kooran antara kotoran manusia dan cairan yang keluar bersamaan dengan kotoran manusia. Kotoran manusia merupakan komponenutama dari limbah cair organik rumah angga. Kandungan haaranya berbeda-beda tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsinya.
Di Negara asia timur seperti cina,Taiwan,korea,dan jepang, pemanfaatan kotoran manusia sebagai pupuk organik telah lama dikembangkan secaara tradisional. Bahkan di cina, telah ada khusus untuk mengumpulkan kotoran manusia. Untuk memenfaatkan kotoran manusia menjadi pupuk dilakukan dengan tekhnik pengolahan yang sederhana tanpa melalui biogas.
Caranya, kotoran manusia yang akan dibuat kompas dikumpulkan serta dicampur dengan jerami dan sampah organik lainnya. Selain itu, nahan-bahan trsebut ditimbun  beberapa minggu agar terjadi fermentasi. Kommposisi kotoran manusia tersusun atas air (66-80%),senyawa organik (88-97), nitrogen (5-7%),fosfor (3-5,4%),kalsium (4-5%),dan C/N rasio (5-10).
e.       Effective mikroorganisme (EM)
Banyak ahli yang berpendapat bahwa effective microorganism (EM) bukan di golongkan ke dalam pupuk, EM merupakan bahan yang membantu mempercapat proses pembuatan pupuk organik dan meningkatkan kualitasnya. selain itu, EM juga bermanfaat memperbaiki struktur dan tekstur tanah menjada lebih baik, serta menyuplai unsure hara yang dibutuhkan tanaman. Karena itu, penggunaan EM bermanfaat untuk membyuat tanaman menjadi lebih lebih subur, sehat dan relatife tahan terhadap serangan hama penyakit. Berikut beberapa manfaat EM bagi tanaman dan tanah :
1.      Menghambat pertumbukan hama dan penyakit tanaman di dalam tanah.
2.      Membantu meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman.
3.      Membantu penyerapan dan penyeluruh unsur hara dari akar ke daun.
4.      Meningkatkan kualitas bahan organic sebagai pupuk.
5.      Meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetative dan generative tanaman.

Mikroorganisme yang terdapat dalam didalannya secara genetika bersifat asl, bukan rekayasa. Umumnya, EM dapat dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat.
Adapun cara pembuatan EM sebagai berikut :
Bahan
·         2 liter susu sapi atau susu kambing murni
·          Kg terasi 9 (terbuat dari kelapa atau kulit udang atau kepala ikan)
·         1 kg gula pasir
·         1kg bekatul
·         1 buah nanas
·         10 liter air bersih
·         Usus ayam atau usus kambing secukunya

Alat
·         panci
·         kompor
·         belender atau parutan menghaluskan nanas

Cara pembuatan
·         Haluskan buah nanas dengan blender. Setelah itu, campurkan tersi bekatul, gula pasir, dan air bersih di dalam panci. Masak hingga mendidih, lalu dinginkan
·         Tambahkan susu, usus ayam, kambing, atau sapi. Aduk hingga tercampur merata.
·         Tutup rapat-rapat campurkan tersebut selama 12 jam atau satu hari. Bila sudah siap jadi akan menjadi kental atau lengket.
·         Jangan gunakan susu yang telah basi karena kemampuan bakteri di dalamnya sudah berkurang. Nanas bermanfaat untuk menghilangkan bau dari hasil proses bakteri.
·         Ciri-ciri keberhasilan pembuatan EM  apabila muncu gelembung-gelembung di permukaan bahan.

1 comment:

.

    Search

    Followers

    Lorem ipsum