Dinda Qoernia

TANPAMU AKU KOSONG SAHABATKU

Pages


BAHASA INDONESIA
TENTANG: CERPEN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
DINDA QOERNIA JELITA
FUJA PRASELA
JUMADIL SAPRIANDY
FADILLAH BILHAQ
KELAS : X3

SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
TAHUN AJARAN 2012/2013



ENGKAULAH IBUKU

Kerap kali aku melihat Ibu menangisi sesuatu yang selalu membuatnya gusar. Aku tak tau apa yang menjadi beban pikirannya tapi aku yakin pasti  Ibu memikirkan kami anak-anaknya. Bagaimana cara membahagiakan kami anaknya, mana yang menjadi terbaik buat kami anak-anaknya, dan juga bagaimana agar kami anak-anaknya bisa hidup lebih baik darinya. Saat itu tak akan ku lupa. Malam saat Ibu bercerita kepadaku tentang semua yang membuat pikirannya gusar, tanpa disadari Ibu menangis terisak. Pilu hatiku saat melihat Ibu menangis seperti itu. Aku yang dulu tidak terlalu mengerti tentang pemikiran Ibu kini aku tau rasanya jadi Ibu. Saat Ibu bercerita aku merasakan sakit yang sama dengan yang Ibu rasakan, aku mulai berpikir bagaimana membuat Ibu tersenyum tanpa harus ada yang Ibu tutup-tutupi. Aku terus berpikir keras untuk membuat Ibu bahagia. Bagaimana cara agar semua yang selama ini menjadi beban Ibu terlepaskan dan tidak menjadi pikiran yang membuat raut wajah Ibu tampak lebih tua. Sering terlintas raut wajah Ibu yang sedang menangis saat aku sedang termenung sendiri. Saat aku tersadar dari lamunanku aku akan berusaha untuk tidak memikirkan Ibu yang selalu menderita karena kelakuan kami anaknya. Saat aku belajar pun wajah Ibu tak luput dari pikiranku yang terkadang membuatku tidak berkonsentrasi lagi pada pelajaran. Saat malam menjelang tertidur akan tebayang wajah Ibu disana semakin tua dan semakin lemah tubuhnya. Saat aku terkenang bila Ibu akan dijemput kapan saja oleh yang kuasa, aku mulai meneteskan air mata kesedihan dan berpikir apa yang akan kami lakukan jika tanpa Ibu disisi kami. Akan jadi apa kami kelak tanpa Ibu yang menyayangi kami?. Selama Ibu hidup dan berada di sisi kami, kami tak pernah mendengarkannya selalu durhaka dan selalu membentaknya. Terkadang aku teringat betapa banyak dosa yang telah aku perbuat atas Ibu, aku selalu membuat Ibu kecewa. Tapi aku bertekad agar membuat Ibu tersenyum bahagia sebelum ia dijemput oleh yang kuasa. Aku belajar keras hingga aku mendapat beasiswa di universitas ternama. Berat hatiku saat mengatakannya kepada Ibu juga berat hati ini untuk meninggalkan Ibu sendiri dan pergi jauh. Namun Ibu berkata kepadaku untuk tetap kuliah dengan beasiswa karena inilah satu-satunya kesempatanku untuk membuat ibu bahagia. Akhirnya, aku ikuti kemauan Ibu dan pergi kuliah hingga akhirnya aku menjadi dokter dan memiliki rumah di daerah Taluk Kuantan dan membuat Ibu tersenyum bahagia hingga dijemput boleh yang maha kuasa. Aku menangis terharu karena Ibu yang kucintai meninggal dengan senyum bahagia dibibirnya. Terima kasih Ibu atas semua yang engkau berikan kepadaku. Engkaulah Ibu yang paling kusayangi didunia ini.  

0 Responses so far.

Post a Comment

Friday, August 16, 2013

ENGKAULAH IBUKU


BAHASA INDONESIA
TENTANG: CERPEN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
DINDA QOERNIA JELITA
FUJA PRASELA
JUMADIL SAPRIANDY
FADILLAH BILHAQ
KELAS : X3

SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
TAHUN AJARAN 2012/2013



ENGKAULAH IBUKU

Kerap kali aku melihat Ibu menangisi sesuatu yang selalu membuatnya gusar. Aku tak tau apa yang menjadi beban pikirannya tapi aku yakin pasti  Ibu memikirkan kami anak-anaknya. Bagaimana cara membahagiakan kami anaknya, mana yang menjadi terbaik buat kami anak-anaknya, dan juga bagaimana agar kami anak-anaknya bisa hidup lebih baik darinya. Saat itu tak akan ku lupa. Malam saat Ibu bercerita kepadaku tentang semua yang membuat pikirannya gusar, tanpa disadari Ibu menangis terisak. Pilu hatiku saat melihat Ibu menangis seperti itu. Aku yang dulu tidak terlalu mengerti tentang pemikiran Ibu kini aku tau rasanya jadi Ibu. Saat Ibu bercerita aku merasakan sakit yang sama dengan yang Ibu rasakan, aku mulai berpikir bagaimana membuat Ibu tersenyum tanpa harus ada yang Ibu tutup-tutupi. Aku terus berpikir keras untuk membuat Ibu bahagia. Bagaimana cara agar semua yang selama ini menjadi beban Ibu terlepaskan dan tidak menjadi pikiran yang membuat raut wajah Ibu tampak lebih tua. Sering terlintas raut wajah Ibu yang sedang menangis saat aku sedang termenung sendiri. Saat aku tersadar dari lamunanku aku akan berusaha untuk tidak memikirkan Ibu yang selalu menderita karena kelakuan kami anaknya. Saat aku belajar pun wajah Ibu tak luput dari pikiranku yang terkadang membuatku tidak berkonsentrasi lagi pada pelajaran. Saat malam menjelang tertidur akan tebayang wajah Ibu disana semakin tua dan semakin lemah tubuhnya. Saat aku terkenang bila Ibu akan dijemput kapan saja oleh yang kuasa, aku mulai meneteskan air mata kesedihan dan berpikir apa yang akan kami lakukan jika tanpa Ibu disisi kami. Akan jadi apa kami kelak tanpa Ibu yang menyayangi kami?. Selama Ibu hidup dan berada di sisi kami, kami tak pernah mendengarkannya selalu durhaka dan selalu membentaknya. Terkadang aku teringat betapa banyak dosa yang telah aku perbuat atas Ibu, aku selalu membuat Ibu kecewa. Tapi aku bertekad agar membuat Ibu tersenyum bahagia sebelum ia dijemput oleh yang kuasa. Aku belajar keras hingga aku mendapat beasiswa di universitas ternama. Berat hatiku saat mengatakannya kepada Ibu juga berat hati ini untuk meninggalkan Ibu sendiri dan pergi jauh. Namun Ibu berkata kepadaku untuk tetap kuliah dengan beasiswa karena inilah satu-satunya kesempatanku untuk membuat ibu bahagia. Akhirnya, aku ikuti kemauan Ibu dan pergi kuliah hingga akhirnya aku menjadi dokter dan memiliki rumah di daerah Taluk Kuantan dan membuat Ibu tersenyum bahagia hingga dijemput boleh yang maha kuasa. Aku menangis terharu karena Ibu yang kucintai meninggal dengan senyum bahagia dibibirnya. Terima kasih Ibu atas semua yang engkau berikan kepadaku. Engkaulah Ibu yang paling kusayangi didunia ini.  

No comments:

Post a Comment

.

    Search

    Followers

    Lorem ipsum